Melonjaknya harga cabai, di awal tahun 2011 ini, telah menarik perhatian banyak pihak untuk mau mengusahakan tanaman cabai secara agribisnis. Lonjakan harga cabai telah menumbuhkan peluang pengusahaan kebun cabai secara terencana, dan mengelola resiko hama dari akibat anomali iklim ekstrim. Dengan merencanakan penananam, segmen pasar yang ditargetkan, tingkat mutu yang akan diproduksi, dalam berkebun cabai serta teknologi yang digunakan, dengan itu budidaya secara efisien dan memberi jaminan agar pengusahaannya memberi keuntungan.
Cabai merah atau lombok merah (Capsium annum L.) termasuk kedalam tanaman hortikultura sayur-sayuran biji semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata dagangan ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk cabai. Selain cabai sebagai rempah-rempah, merupakan salah satu hasil pertanian, cabai dapat mendatangkan keuntungan bagi petani dan pengusaha pertanian. Karena, selain dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri, cabai juga termasuk mata dagangan yang mempunyai peluang pemasaran ekspor.
Pada umumnya tanaman cabai merah dapat di tanam di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, yaitu lebih dari 500 – 1200 m di atas permukaan laut (dpl), yang terdapat di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Meskipun lahan yang cocok untuk cabe masih sangat luas, tetapi penanaman cabai di dataran tinggi masih sangat terbatas. Pengembangan tanaman cabai merah, lebih diarahkan ke areal pengembangan dengan ketinggian sedikit di bawah 800 m di atas permukaan laut. Terutama pada lokasi yang air irigasinya sangat terjamin sepanjang tahun.
JENIS CABAI DAN KARAKTERNYA
Jenis
|
Karakteristik
|
Cabai Besar | Bunga putih , permukaan buah rata dan halus, diameter sedang – besar , kulit daging buah terbal, berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian |
Cabai Keriting | Bunga putih atau ungu, buah muda hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, kulit daging buah tipis, umur lebih dalam, buah lebih tahan simpan dapat tumbuh pada berbagai ketinggian. |
Cabai Paprika | Buah muda memiliki warna bervariasi ( kuning, hijau muda, hijau dan ungu, buah kotakatau lonjong, permukaan rata, kulit daging buah tebal , tidak pedas dan cocok untuk datarang tinggi. |
Cabai rawit | Bunga berwarna putih kehijaan, buah muda berwarna putih, kuning atau hijau, daging buah lunak, rasa buah pedas. |
Tanah yang akan ditanami dengan cabe atau sayur sayuran biji lainnya, untuk memberikan jaminan bebas hama penyakit, harus diolah dahulu dan diberi pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak matang, atau kompos berbahan limbah limbah organik. Salah satu cara memastikan pupuk organik bebas mikroba patogen adalah, diolah melalui proses penguraian (dekomposisi) dengan aktivator kompos, misalnya Green Phoskko® (GP-1). Bahkan, bagi kepentingan sanitasi kebun dan penguraian serasah serta akar gulma dalam tanah, sangat baik dikocorkan larutan Green Phoskko (GP-1), yakni konsorsium bakteri bentuk tepung (powder) kedalam air mineral, bukan air berkaporit seperti sumber air PAM. Setiap Hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran diberi pupuk kandang maupun pupuk organik, antara 1 sd 20 ton per Ha. Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik (C-Organik) > 3 ( tanah masih subur) maka, pemupukan dengan organik cukup pada dosis 1 ton/ ha. Dan, jika kandungan bahan organik, antara 1 – 2% maka disarankan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik sebanyak antara 1 – 3 ton/ ha. Namun jika tanah telah banyak pencemarannya (rusak) atau, tanah yang mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah, < 1 %, sebaiknya diaplikasi pupuk organik maksimum, 20 ton/Ha.
Cabai (rawit, keriting, paprika, merah) umumnya tumbuh baik dan dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Namun, bertanam cabai dihadapkan pada berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur hara, serangan hama dan penyakit, dan fluktuasi harga. Salah satu upaya penangkalan penyakit adalah pemberian unsur hara lengkap, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tumbuh dan berproduksi sesuai potensi genetisnya. Unsur hara lengkap, antara lain terdapat dalam pupuk, yang telah diformulasi khusus bagi aneka sayuran buah atau biji, termasuk bagi tanaman cabai, yakni tablet Gramafix Sayuran Biji (Cabai). Cara pemberian pupuk Gramafix® Sayuran Biji adalah dengan tugalan atau koakan diantara dua baris tanaman. Sedangkan pupuk kocoran ( pupuk organik cair) Gramafert® merupakan pupuk akar yang diberikan dalam bentuk cair. Pupuk yang dicairkan ini akan segera diserap tanaman dan langsung dapat dipergunakan tanaman sehingga pemberiannya terutama ditujukan untuk pemulihan kondisi tanaman pada saat terseran hama dan penyakit. Pupuk cair dapat juga disemprotkan ke bagian batang dan daun.
Penanaman bibit cabai merah di lahan budidaya di lakukan pada jarak, tanam 70 cm antar barisan dan 60 cm di dalam barisan. Untuk pertanaman produksi cabai merah konsumsi, pembibitan jarak tanam dapat di buat dalam barisan yang lebih rapat lagi. Di antara barisan dibuat garitan sedalam 10 – 15 cm, yaitu untuk menyebarkan pupuk kandang (15 ton/ha) dan pupuk buatan (N, P dan K) dan hara makro sekunder, misal sebagaimana terdapat pada tablet Gramafix. Dosis pada tanaman cabai, letakan pada kedalaman 10- 15 cm masing-masing 1 butir Gramafix® Sayuran Biji @ 3 gram di kanan dan kiri batang pada tepi tajuk ( ujung daun) , benamkan dan berikan pupuk kandang akan menambah mutu hasil dan produktivitas tanaman cabai.
Tablet Gramafix® Sayuran Biji telah diformulasi secara khusus berdasar kebutuhan unsur hara berbagai tanaman sayuran biji (cabe, tomat, ketimun, semangka, blewah, labu buah, melon dan terong, dll) . Dengan kelengkapan hara yang dikandungnya meliputi makro primer ( NPK) , hara makro sekunder ( Mg, S, Ca) dan mikro ( Fe, Zn, B, Cl, Bo, Mo), pupuk Gramafix® Sayuran Biji disajikan berbentuk tablet ukuran 3 gram. Formula ini telah terdaftar di Departemen Pertanian RI No : T903/ BSP/ II/ 2003. Kandungan hara lengkap dalam setiap tablet Gramafix® Sayuran Biji membuat petani sayuran dalam memupuk tanamannya tidak perlu lagi mencampur dan menambahkan unsur lain seperti urea, SP maupun KCL sebagaimana biasanya. Disajikan dalam ukuran tablet 3 gr disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan dosis pada tanaman sayuran biji.
Usaha agribisnis cabe sangat menguntungkan karena tingkat pengembalian modal yang cepat. Namun sebenarnya, dibalik semua itu akan menampilkan resiko yang sangat tinggi. Resiko yang paling rawan dihadapi petani adalah serangan hama penyakit dan fluktuasi harga yang tidak menentu. Dengan pemberian input hara lengkap, sesuai kebutuhan genetisnya, melaksanakan pemupukan terpadu aplikasi pupuk anorganik dan organik, vigor tanaman akan kuat menghadapi serangan penyakit, dan berguna dalam menurunkan intensitas organisme pengganggu tanaman (OPT). Sementara, fluktuasi harga, seyogyanya diatasi dengan dilakukannya proses penanganan pasca. Pengelolaan setelah panen, agar komoditi hasil pertanian dapat disimpan lebih lama. Dengan kedua langkah itu, kesejahteraan petani dan keluarga tani akan berpeluang untuk dicapai, salah satunya dari agribisnis cabai ini.*)